Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bukan sekadar kegiatan rutin pembukaan tahun ajaran. Ia adalah titik tolak pembentukan jati diri peserta didik, perkenalan awal terhadap budaya sekolah, dan momen penting untuk menumbuhkan rasa aman, percaya diri, dan semangat belajar dalam lingkungan baru. Dalam konteks kebijakan nasional terbaru, MPLS Ramah 2025 yang dicanangkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah memberi napas baru dalam menyelenggarakan kegiatan pengenalan sekolah yang berkarakter, berkesadaran, dan menggembirakan.
Sebagai kepala sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Blitar, saya menyambut baik kebijakan ini. Kami percaya bahwa lingkungan pendidikan yang baik adalah yang menghargai setiap individu, memuliakan hak anak, serta menanamkan karakter melalui keteladanan dan aktivitas yang mendidik. Semangat inilah yang menjadi fondasi utama dalam pelaksanaan MPLS Ramah di sekolah kami.
Transformasi: Dari Perpeloncoan ke Pembinaan Karakter
Sudah saatnya dunia pendidikan Indonesia meninggalkan praktik lama yang justru kontraproduktif terhadap pembentukan kepribadian siswa. MPLS Ramah menghapus ruang-ruang yang dulu berisi tindakan tak edukatif seperti pemberian tugas tidak wajar, hukuman fisik, kekerasan verbal, hingga penggunaan atribut yang merendahkan.
Sebaliknya, SMA Muhammadiyah 1 Blitar menata MPLS dalam nuansa edukatif, menyenangkan, dan inklusif. Melalui aktivitas seperti Pertemuan Pagi Ceria, Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7KAIH), Kelas Inspirasi, dan pengenalan nilai-nilai Islam berkemajuan, kami membekali peserta didik tidak hanya dengan informasi teknis tentang sekolah, tapi juga dengan nilai-nilai kehidupan yang membentuk akhlak dan karakter.
Nilai Keislaman dan Kemuhammadiyahan sebagai Pondasi
Sebagai bagian dari Amal Usaha Muhammadiyah, sekolah kami memegang teguh prinsip bahwa pendidikan bukan hanya proses intelektual, tetapi juga jalan dakwah dan perjuangan membentuk generasi berakhlak. Dalam konteks MPLS, kami memperkenalkan nilai-nilai Islam berkemajuan, profil pelajar Muhammadiyah, dan menumbuhkan kecintaan terhadap organisasi sebagai bagian dari sejarah panjang perjuangan umat.
Kegiatan seperti tadarus bersama, pengenalan gerakan Muhammadiyah, serta penguatan nilai-nilai spiritual dan sosial menjadi ciri khas MPLS kami. Tujuannya jelas: peserta didik tidak hanya tahu di mana mereka belajar, tetapi juga siapa mereka, dari mana identitas mereka berasal, dan ke mana arah perjuangan mereka ditujukan.
Memperkuat Kolaborasi dengan Orang Tua
MPLS Ramah juga menekankan pentingnya sinergi antara sekolah dan keluarga dalam mendampingi peserta didik. Di SMA Muhammadiyah 1 Blitar, keterlibatan orang tua kami hadirkan melalui komunikasi yang terbuka dan intensif, baik dalam bentuk informasi resmi, pemetaan minat anak, hingga penguatan nilai dan karakter di rumah.
Kami percaya bahwa orang tua bukan sekadar pengantar anak ke gerbang sekolah, tetapi mitra strategis dalam proses pembentukan generasi unggul. Dengan semangat ini, sekolah membangun sistem informasi dan komunikasi yang ramah, cepat tanggap, serta berpihak pada perkembangan peserta didik secara utuh.
Menyambut Masa Depan Pendidikan yang Mencerahkan
Dengan semangat MPLS Ramah 2025, pendidikan Indonesia diarahkan menuju masa depan yang lebih inklusif, humanis, dan berkarakter. SMA Muhammadiyah 1 Blitar siap menjadi bagian dari gerakan besar ini. Kami percaya bahwa transformasi pendidikan tidak cukup hanya dengan mengganti metode, tetapi harus diiringi dengan niat yang lurus, visi yang jelas, dan keteladanan yang nyata.
Melalui pelaksanaan MPLS Ramah, kami ingin menyampaikan pesan kepada seluruh peserta didik baru: “Kalian tidak hanya diterima, tetapi disambut dengan cinta. Sekolah ini adalah rumah kedua yang akan membersamai langkah kalian menuju masa depan yang penuh cahaya.”
Karena sejatinya, pendidikan yang baik adalah yang memanusiakan manusia, dan MPLS Ramah adalah awal yang menjanjikan bagi lahirnya generasi pelajar beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.
* Tentang Penulis
Arinal Aziz, S.Pd adalah Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Blitar. Aktif dalam pengembangan pendidikan Islam berkemajuan dan transformasi sekolah berbasis karakter. Ia juga terlibat dalam berbagai forum penguatan kurikulum serta kolaborasi strategis antara sekolah, keluarga, dan komunitas. Selain mengajar dan memimpin sekolah, beliau konsisten mendorong pendidikan yang memadukan keunggulan akhlak, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai ke-Muhammadiyahan dalam satu kesatuan utuh